Hallo pet lovers kali ini K and P Clinic akan bahas masalah diare pada kucing nih. Sering banget kan banyak klien datang dengan keluhan diare, oleh karena itu pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang apa itu diare, apa aja sih penyebab diare dan bagaimana terapi untuk diare.
Kita mulai dari pengertian diare dulu ya. Diare merupakan kondisi dimana meningkatnya frekuensi BAB dan konsistensi feses berubah cenderung encer atau cair di ikuti peningkatan peristaltic usus. Diare bukan suatu penyakit akan tetapi merupakan gejala dari penyakit. Diare di golongkan menjadi dua kategori yaitu diare akut dan diare kronis. Diare akut biasanya terjadi secara tiba – tiba atau juga yang baru terjadi akibat abnormalitas frekuensi pengeluaran dan isi cairan dari feses. Diare akut terjadi akibat ketidak seimbangan antara absorbsi, sekresi dan gerak peristaltik usus. Sedangkan diare kronis merupakan terjadinya perubahan frekuensi, konsistensi, dan julmah feses yang lebih dari tiga minggu atau merupakan gejala kambuhnya suatu penyakit pada waktu tertentu. ( Tilley dan Smith, 2000)
Diare bisa di sebabkan oleh banyak penyakit pet lovers, diantaranya virus, parasit, bakteri, ataupun faktor makanan yang tidak cocok bagi kucing. Disini saya akan membahas beberapa penyakit yang memiliki geja klinis diare.
Kasus yang sering terjadi pada kucing salah satunya adalah Feline Panleukopenia yang merupakan penyakit yang di sebabkan oleh virus kelompok parvo virus. Gejala yang di timbulkan antara lain mulai dari tidak mau makan, lesu, demam, dehidrasi disertai dengan diare. Pada kasus penyakit ini diare akan terjadi terus menerus. (Subronto,2006) Diare pada kasus panleukopenia bisa menyebabkan kematian lho pet lovers jadi harus selalu waspada ya.
Selanjutnya adalah penyakit Helminthiasis atau yang biasa kita kenal dengan nama lain cacingan. Banyak banget jenis cacing yang bisa menyerang si empus kesayangan. Gejala yang di timbulkan pada kasus cacingan ditandai dengan diare yang juga bisa di sertai diare berdarah baik darah segar maupun darah yang sudah bercampur bersama feses. Masih seputar parasit lainnya selain cacing ada juga yang di akibatkan dari golongan prototozoa. Penyakit yang sering terjadi pada kucing dari golongan protozoa salah satunya adalah Koksidiosis yang di sebabkan oleh emeira feline, eimeria cati, dan Isospora felis. Koksidiosis biasanya menyerang hewan muda. Anak kucing yang terinfeksi akan menunjukan gejala diare terlihat setelah tiga hari pascainfeksi, dan darah pada tinja mulai tampak pada hari ke 4 – 6. (Subronto,2006)
Itu beberapa faktor penyebab dari diare ya pet lovers. Bagaimana sih cara mengatasi kalo kucing kita diare? Oke saya jawab pertanyaan nya karena diare tidak selalu karena bakteri jadi jangan selalu memberikan antibiotik saat kucing anda diare, dosis yang kurang pas bisa mengakibatkan kucing jadi resisten terhadap antibiotik malah bisa over dosis juga, nah lho bukannya sembuh malah bahaya kan. Ini nih admin kasih contoh bentuk diare akibat cacing terdapat cacing juga dalam fesesnya.

Cara menangani diare pada kucing
Jika kucing kalian terlihat berak berbentuk bubur dan lebih dari 4 kali dalam sehari dan masih mau makan pertolongan pertama yang harus kalian lakukan adalah memberikan oralit atau obat diare yang mengandung kaolin peptin.
Jika masih berlanjut dalam 24 jam dengan konsistensi feses mulai ke arah cair serta kucing mulai tidak mau makan dan minum segera bawa ke dokter hewan terdekat ya pet lovers untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan dan di lakukan tindakan yang di butuhkan.
Ingat ya pet lovers jangan sembarangan memberikan obat ke kucing kesayangan jaga kebersihan kandang, pakan dan air minum buat anabulnya. konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter hewan kepercayaan kalian jika ingin memberikan obat. Semoga informasi ini bisa sedikit membantu kalian ya pet lovers. Jangan lupa cek kesehatan hewan kesayangan kalian ya…
Daftar Pustaka
Subronto., Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2004.
Tilley,Larry Patric., dan Smith, Francis W.K. Jr., The 5-Minute Veterinary Consult Canin and Feline second Edition, Lippincott Williams and Wilkins, USA, 2000.